Perkembangan Pelet Kayu sebagai Energi Terbarukan Berkelanjutan di Indonesia: Kajian Jurnal Rimantho et al. (2023)

Latar Belakang

    Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia dan memiliki kebutuhan energi yang terus meningkat. Namun, penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama telah menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan yang serius, serta meningkatkan ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Oleh karena itu, diversifikasi energi menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan keberlanjutan energi di Indonesia.

    Tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia termasuk kurangnya akses ke energi di daerah terpencil dan kurangnya investasi dalam infrastruktur energi terbarukan. Selain itu, subsidi bahan bakar fosil yang masih ada juga membuat harga energi terbarukan menjadi tidak kompetitif.

    Namun, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, seperti energi surya, angin, hidro, biomassa, dan geothermal. Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mendukung pengembangan teknologi energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon, termasuk dalam RUEN dan KEN. Salah satu sumber energi terbarukan yang sedang dikembangkan di Indonesia adalah biomassa, termasuk penggunaan wood pellets sebagai bahan bakar alternatif.

Metode Penelitian

    Penelitian yang dilakukan oleh Rimantho, Hidayah, Pratomo, Saputra, Akbar, dan Sundari menggunakan dua metode analisis, yaitu Interpretive Structural Modeling (ISM) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode ISM digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan sumber pengganti yang menghambat pertumbuhan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia. Sedangkan metode TOPSIS digunakan untuk menentukan strategi pengembangan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia berdasarkan hasil analisis dari metode ISM. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan berbagai sumber data, seperti literatur, wawancara dengan berbagai pihak, observasi lapangan, dan survei ahli.

Hasil Penelitian

    Dalam penelitian ini, para peneliti mengidentifikasi faktor-faktor dan sumber pengganti yang menghambat pertumbuhan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi standar produk, persaingan impor, teknologi, ekonomi, lingkungan, kebijakan, dan masyarakat.

    Selanjutnya, para peneliti menggunakan metode analisis ISM dan TOPSIS untuk menentukan strategi pengembangan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia. Dalam analBaik, saya akan menjelaskan lebih detail tentang isi kajian jurnal yang dilakukan oleh Rimantho, Hidayah, Pratomo, Saputra, Akbar, dan Sundari.

    Dalam penelitian ini, para peneliti mengidentifikasi faktor-faktor dan sumber pengganti yang menghambat pertumbuhan pelet kayu sebagai sumber energi terbarBaik, saya akan menjelaskan lebih detail tentang isi kajian jurnal yang dilakukan oleh Rimantho, Hidayah, Pratomo, Saputra, Akbar, dan Sundari.

    Dalam penelitian ini, para peneliti mengidentifikasi faktor-faktor dan sumber pengganti yang menghambat pertumbuhan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi standar produk pelet kayu, persaingan impor, teknologi, ekonomi, lingkungan, kebijakan, dan masyarakat.

    Selanjutnya, para peneliti menggunakan metode analisis ISM dan TOPSIS untuk menentukan strategi pengembangan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sub-faktor Bahan Baku (D11) dan Produk Standar (D6) adalah sub-kriteria yang signifikan untuk mengembangkan pelet kayu sebagai salah satu sumber energi terbarukan di Indonesia menggunakan pendekatan Interpretive Structural Modeling.

    Selain itu, analisis menunjukkan bahwa strategi terbaik untuk mendorong pengembangan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia adalah dengan memberikan insentif pemerintah (A1). Para peneliti juga menyarankan bahwa peningkatan pengetahuan konsumen tentang penggunaan pelet kayu, peningkatan produksi untuk produsen, dan penguatan kebijakan, terutama untuk implementasi penggunaan pelet kayu, harus menjadi tujuan utama penelitian di masa depan.

    Dengan demikian, kajian jurnal ini memberikan wawasan tentang potensi dan tantangan dalam pengembangan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia, serta memberikan strategi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Metode analisis ISM dan TOPSIS yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Potensi Pelet Kayu

Potensi pelet kayu sebagai energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia sangat menjanjikan. Berikut adalah penjelasan mengenai potensi tersebut:

  1. Sumber daya kayu yang melimpah: Indonesia memiliki kekayaan hutan yang luas dan beragam, sehingga menyediakan sumber daya kayu yang melimpah. Penggunaan kayu sebagai bahan baku untuk pembuatan pelet kayu dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan menjaga keberlanjutan hutan dan melakukan pengelolaan yang baik.
  2. Keberlanjutan pembuatan pelet kayu: Pembuatan pelet kayu dapat dilakukan dengan menggunakan limbah kayu, serbuk kayu, atau kayu yang ditanam secara khusus untuk tujuan energi (Hutan Tanaman Energi). Dengan memanfaatkan limbah kayu dan hutan tanaman energi, pembuatan pelet kayu dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem alami.
  3. Manfaat penggunaan pelet kayu sebagai pengganti bahan bakar fosil: Penggunaan pelet kayu sebagai pengganti bahan bakar fosil memiliki beberapa manfaat. Pertama, pelet kayu merupakan sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan karena emisi karbon yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Kedua, penggunaan pelet kayu dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, sehingga meningkatkan keberlanjutan energi dan mengurangi risiko fluktuasi harga bahan bakar fosil. Ketiga, penggunaan pelet kayu dapat memberikan manfaat ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja di sektor energi terbarukan dan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan.

Keberlanjutan Lingkungan

    Penggunaan pelet kayu sebagai energi terbarukan memiliki dampak positif pada lingkungan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara, serta perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati. Pelet kayu menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sehingga membantu mengurangiPenggunaan pelet kayu sebagai energi terbarukan memiliki dampak positif pada lingkungan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara, serta perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati. Pelet kayu menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, penggunaan pelet kayu juga dapat membantu melindungi hutan dan keanekaragaman hayati karena tidak memerlukan penebangan hutan yang berlebihan.

Kesimpulan

    Pengembangan pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan dalam meningkatkan keberlanjutan energi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan melindungi lingkungan. Dalam menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi, strategi pengembangan seperti memberikan insentif pemerintah, peningkatan pengetahuan konsumen, peningkatan produksi, dan penguatan kebijakan, akan menjadi kunci untuk mendorong penggunaan pelet kayu. Dengan memanfaatkan sumber daya kayu yang melimpah dan menjaga keberlanjutan pembuatan pelet kayu, penggunaan pelet kayu dapat memberikan manfaat ekonomi, mengurangi emisi karbon, serta melindungi hutan dan keanekaragaman hayati.

Harap diperhatikan bahwa rincian spesifik yang disajikan dalam sumber ini akan bervariasi dan memerlukan akses langsung ke sumber tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang konten yang dijelaskan.

Sumber :

Rimantho, D., Hidayah, N. Y., Pratomo, V. A., Saputra, A., Akbar, I., & Sundari, A. S. (2023). The strategy for developing wood pellets as sustainable renewable energy in Indonesia. Heliyon9(3).

Komentar

Postingan Populer