Proyeksi Emisi CO2 di Indonesia: Tantangan dan Potensi untuk Masa Depan ; kajian "Materials Today: Proceedings"

Perkembangan Emisi CO2 di Indonesia

    Berdasarkan dokumen Materials Today: Proceedings 63 terdapat tren kenaikan emisi CO2 di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Sumber emisi CO2 terutama berasal dari konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar sektor transportasi. Emisi Gas Rumah Kaca dari bahan bakar batu bara diperkirakan mencapai 1,904 juta ton CO2e, dengan pembangkit listrik sebagai kontributor terbesar. Selain itu, sektor transportasi juga menjadi sumber emisi CO2 yang signifikan karena masih mengandalkan penggunaan bahan bakar fosil yang tinggi. Sementara itu, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris pada tahun 2015 yang bertujuan untuk mengurangi total emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% hingga skenario bisnis-as-usual (BAU) pada tahun 2030 serta mengurangi emisi hingga 41% di bawah skenario BAU pada tahun 2030, yang didukung oleh bantuan internasional untuk keuangan, transfer teknologi, dan pembangunan kapasitas.

    Peningkatan emisi CO2 yang diakibatkan oleh konsumsi batu bara yang tinggi untuk pembangkit listrik dan bahan bakar untuk sektor transportasi. Emisi gas rumah kaca dari batu bara diperkirakan sebanyak 1,904 juta ton CO2e, dengan pembangkit listrik sebagai penyumbang terbesar. Demikian pula, sektor transportasi juga memberikan sumbangan yang signifikan dalam emisi gas CO2. Selain itu, peningkatan permukaan laut dan meningkatnya penyebab banjir adalah beberapa dampak dari pemanasan global dan perubahan iklim. Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk di sektor-sektor kunci seperti industri, transportasi, dan pembangkit listrik, sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia yang sudah meratifikasi Perjanjian Paris untuk mengurangi total emisi gas rumah kaca sebesar 29% dari skenario bisnis-as-usual pada tahun 2030 dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41% di bawah skenario bisnis-as-usual pada tahun 2030, dengan asistensi internasional untuk pendanaan, transfer teknologi, dan kapasitas pembangunan.

Faktor-faktor Penyebab Emisi CO2

    Berdasarkan Materials Today: Proceedings 63, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap emisi CO2 di Indonesia antara lain konsumsi batu bara yang tinggi untuk pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar transportasi. Selain itu, pertumbuhan penduduk dan peningkatan standar hidup akan diikuti dengan peningkatan permintaan energi yang kemudian akan menyebabkan peningkatan emisi CO2 apabila tidak diiringi dengan penggunaan bahan bakar rendah karbon dan teknologi yang lebih efisien. Outlook Energi Indonesia 2020 juga menunjukkan bahwa sektor energi memberikan kontribusi terbesar pada emisi gas rumah kaca di Indonesia. Selain itu, tindakan pengurangan emisi harus terintegrasi dalam kebijakan nasional dalam rencana pembangunan daerah yang terdesentralisasi.

    Dalam dokumen Materials Today: Proceedings 63, dilakukan proyeksi emisi CO2 di Indonesia menggunakan model GAINS dari tahun 1990 hingga 2050. Ditemukan bahwa peningkatan emisi CO2 disebabkan oleh tingginya konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar untuk sektor transportasi. Emisi gas rumah kaca dari batu bara diperkirakan mencapai 1,904 juta ton CO2e, dengan pembangkit listrik menjadi kontributor terbesar. Selain itu, sektor transportasi juga memberikan banyak emisi akibat terus tingginya penggunaan bahan bakar. Kenaikan permukaan laut dan peningkatan banjir adalah beberapa dampak dari pemanasan global dan perubahan iklim. Diketahui pula bahwa pemerintah Indonesia memperkirakan akan mengurangi total emisi gas rumah kaca sebesar 29% hingga skenario bisnis-as-usual (BAU) pada tahun 2030, dan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 41% di bawah skenario BAU pada tahun 2030, tergantung pada bantuan internasional untuk pendanaan, transfer teknologi, dan pembangunan kapasitas. Sejalan dengan itu, terdapat rekomendasi bagi pemerintah menggunakan hasil proyeksi untuk mengambil tindakan dalam mengurangi pemanasan global.

Dampak dan Implikasi Perubahan Emisi CO2

    Proyeksi emisi CO2 di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan, terutama terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim yang memengaruhi industri ekonomi, kesehatan masyarakat, dan keselamatan publik. Proyeksi emisi CO2 di Indonesia menunjukkan peningkatan emisi yang terutama disebabkan oleh konsumsi batu bara yang tinggi untuk pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar transportasi. Emisi gas rumah kaca dari bahan bakar batu bara diperkirakan mencapai 1,904 juta ton CO2e, dengan pembangkit listrik sebagai kontributor terbesar. Di samping itu, sektor transportasi juga memberikan kontribusi besar terhadap emisi karena terus digunakannya bahan bakar yang tinggi.

    Proyeksi tersebut mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan, seperti naiknya permukaan laut dan terjadinya banjir. Selain itu, proyeksi emisi CO2 juga akan menjadi hambatan untuk mencapai target emisi negara sesuai dengan Perjanjian Paris yang ditandatangani pada tahun 2015. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi total emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada skenario bisnis-as-usual (BAU) hingga tahun 2030 dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41% di bawah skenario BAU pada tahun 2030, dengan asumsi bantuan internasional untuk keuangan, transfer teknologi, dan kapasitas pembangunan.

    Oleh karena itu, perlu adanya strategi mitigasi dan adaptasi yang tepat dalam menghadapi dampak proyeksi emisi CO2 tersebut. Langkah-langkah konkret seperti meningkatkan kapasitas dan koordinasi antara sektor-sektor yang berbeda serta membangun teknologi rendah karbon dapat membantu Indonesia dalam mencapai target emisi. Selain itu, implementasi pemanfaatan energi terbarukan dan pengurangan konsumsi energi fosil menjadi salah satu alternatif yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi CO2 dan dampak lingkungannya.

Potensi dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi CO2

    Indonesia menghadapi berbagai potensi dan tantangan dalam mengurangi emisi CO2. Salah satu potensi adalah meningkatkan pengembangan energi terbarukan seperti solar, angin, dan hidro baik untuk kebutuhan industri maupun masyarakat. Selain itu, program penghematan energi dan efisiensi energi juga dapat diterapkan untuk mengurangi penggunaan energi yang tidak efisien. Namun, tantangan yang dihadapi adalah konsumsi batu bara yang tinggi dalam sektor pembangkit listrik sehingga emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor ini diperkirakan mencapai 1,904 juta ton CO2e. Konsumsi bahan bakar fosil yang tinggi juga ditemukan pada sektor transportasi sehingga sektor ini juga memberikan sumbangan yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.

     Selain itu, peningkatan suhu global yang menyebabkan kenaikan permukaan laut dan banjir merupakan konsekuensi dari pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini mengancam ketahanan dan keamanan masyarakat. Untuk mengatasi potensi dan tantangan tersebut, Indonesia telah bergabung dengan Paris Agreement dan berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41% di bawah skenario bisnis as usual (BAU) pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan aksi mitigasi yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek adaptasi. Pemerintah juga disarankan untuk membangun konsensus nasional dan memahami opsi respons perubahan iklim dengan merancang kebijakan dalam bentuk komitmen pengurangan emisi dan adaptasi perubahan iklim yang lestari.

Strategi Mitigasi dan Adaptasi

    Dokumen Materials Today: Proceedings 63 menyajikan proyeksi emisi CO2 di Indonesia dan memberikan informasi kepada pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan organisasi masyarakat sipil untuk memahami opsi mitigasi dan mengembangkan strategi untuk mencapai target iklim Indonesia. Dokumen tersebut menyoroti peningkatan emisi CO2 karena konsumsi batu bara yang tinggi untuk pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar sektor transportasi. Pembangkit listrik adalah kontributor terbesar emisi gas rumah kaca dari bahan bakar batu bara, dengan perkiraan sebesar 1,904 juta ton CO2 e. Sementara itu, sektor transportasi juga menyumbang sejumlah besar emisi karena terus tingginya penggunaan bahan bakar.

    Dokumen ini merekomendasikan peningkatan koordinasi kebijakan sektoral dan kapasitas lokal, serta desain kebijakan dalam bentuk komitmen untuk pengurangan emisi dan adaptasi iklim yang berkelanjutan dalam kerangka perencanaan pembangunan nasional. Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris dan berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29% dari skenario bisnis-as-usual hingga 2030, sambil berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41% di bawah skenario bisnis-as-usual hingga 2030, pada asumsi adanya dukungan internasional untuk keuangan, transfer teknologi, dan kapasitas pembangunan.

Kesimpulan 

    Berdasarkan artikel "Perkembangan Emisi CO2 di Indonesia" yang mengacu pada dokumen Materials Today: Proceedings 63, dapat disimpulkan bahwa emisi CO2 di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik dan penggunaan bahan bakar dalam sektor transportasi menjadi faktor utama yang menyumbang pada emisi CO2. Pembangkit listrik merupakan kontributor terbesar emisi gas rumah kaca dari batu bara, sementara sektor transportasi juga memberikan kontribusi yang signifikan. Dampak dari peningkatan emisi CO2 ini terlihat pada naiknya permukaan laut dan terjadinya banjir. Namun, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris dan berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29% dari skenario bisnis-as-usual hingga 2030, serta mengurangi emisi hingga 41% di bawah skenario bisnis-as-usual pada tahun 2030. Untuk mencapai target ini, perlu dilakukan strategi mitigasi dan adaptasi yang melibatkan pengembangan energi terbarukan, penghematan energi, dan penerapan teknologi rendah karbon.

Harap diperhatikan bahwa rincian spesifik yang disajikan dalam sumber ini akan bervariasi dan memerlukan akses langsung ke sumber tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang konten yang dijelaskan.

Sumber :

Cahyono, W. E., Joy, B., Setyawati, W., & Mahdi, R. (2022). Projection of CO2 emissions in Indonesia. Materials Today: Proceedings63, S438-S444.

Komentar

Postingan Populer