Transformasi Kesehatan: Analisis Komprehensif Provinsi-provinsi Indonesia dari Tahun 1990 hingga 2019 ; kajian jurnal The Lancet Global Health

Gambaran Umum Kesehatan di Indonesia

    Berdasarkan hasil studi Global Burden of Diseases 2019, Indonesia menghadapi beban ganda penyakit menular dan tidak menular yang berbeda-beda di setiap provinsi. Meskipun penyakit menular seperti tuberkulosis, diare, dan infeksi saluran napas bawah tetap menjadi sumber utama beban penyakit, bagian dari penyakit tidak menular dan faktor risikonya meningkat. Selain itu, perbedaan hasil kesehatan antara provinsi dengan kinerja tertinggi dan terendah juga semakin melebar sejak 1990. Maka, perlu adanya proses komprehensif untuk meninjau kembali kebijakan kesehatan saat ini guna mengurangi disparitas di seluruh negeri, mengevaluasi penyebab akar dari variasi beban penyakit di antara provinsi, dan memperkuat program dan kebijakan yang bertujuan mengurangi disparitas di seluruh negeri.

    Sejak tahun 1990, Indonesia telah menghadapi transisi epidemiologi penurunan beban penyakit menular dan peningkatan beban penyakit tidak menular yang sangat signifikan. Selama tiga dekade ini, Indonesia mengalami reformasi administrasi yang besar dan mendorong program Jaminan Kesehatan Sosial (JKN) pada tahun 2014. Penyakit menular seperti tuberkulosis, diare, dan infeksi saluran napas bawah tetap menjadi sumber utama beban penyakit di Indonesia, sementara penyakit tidak menular seperti penyakit jantung iskemik dan diabetes semakin meningkat. Faktor risiko yang berhubungan dengan pola makan dan gaya hidup juga menyebabkan kerugian kesehatan yang besar di Indonesia. Selain itu, terdapat disparitas yang cukup besar dalam hasil kesehatan di tingkat provinsi. Berdasarkan hasil Global Burden of Diseases 2019, diperlukan langkah komprehensif untuk meninjau kembali kebijakan kesehatan saat ini dan memperkuat program dan kebijakan yang bertujuan mengurangi disparitas di seluruh negeri.

Perubahan Kesehatan dari Tahun 1990 hingga 2019

    Menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam The Lancet Global Health, terdapat perubahan yang tidak merata dalam kemajuan Indonesia menuju universal health coverage (UHC) dan Sustainable Development Goals PBB pada 2030. Studi tersebut menemukan bahwa Indonesia menghadapi beban ganda penyakit menular dan tidak menular yang bervariasi secara signifikan antar provinsi. Meskipun penyakit menular seperti tuberkulosis, penyakit diare, dan infeksi saluran pernapasan bawah tetap menjadi penyebab utama beban penyakit di Indonesia, porsi penyakit tidak menular dan faktor risiko mereka telah meningkat. Perbedaan dalam hasil kesehatan antara provinsi yang terbaik dan terburuk juga semakin melebar sejak 1990. Penulis laporan menyerukan proses komprehensif untuk merevisi kebijakan kesehatan saat ini guna mengurangi disparitas di seluruh negeri, meneliti akar penyebab variasi dalam beban penyakit antar provinsi, dan memperkuat program dan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan di seluruh negeri.

    Dalam kurun waktu 1990 hingga 2019, Indonesia mengalami transisi epidemiologi mengenai penurunan beban penyakit menular dan peningkatan beban penyakit tidak menular. Walaupun penyakit menular telah menurun dalam pentingannya sebagai penyebab utama kehilangan kesehatan di Indonesia, Indonesia masih mempertahankan beban ganda penyakit. Selama 30 tahun terakhir, dan sejak peluncuran program UHC Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) pada 2014, penyakit menular seperti tuberkulosis, penyakit diare, dan infeksi saluran pernapasan bawah tetap menjadi sumber utama DALY di Indonesia, sementara penyakit tidak menular seperti penyakit jantung iskemik dan diabetes meningkat[8]. Faktor risiko yang biasanya terkait dengan gaya hidup dan pola makan, seperti malnutrisi pada anak dan ibu, merupakan faktor risiko besar dalam kehilangan kesehatan di Indonesia.

    Meskipun ada kemajuan dalam mengurangi beban penyakit menular dan kesenjangan regional sejak implementasi BPJS pada 2014, terdapat disparitas besar dalam hasil kesehatan pada tingkat subnasonal yang perlu diperhatikan oleh pembuat kebijakan. Penyakit tidak menular seperti diabetes adalah masalah kebijakan kesehatan mendesak, khususnya di provinsi dengan Socio-demographic Index yang tinggi[8]. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan stakeholder untuk mengevaluasi dampak intervensi kebijakan yang telah dilakukan sejak 1990 dan mengevaluasi tren kesehatan yang akan datang selama pandemi COVID-19.

Perbandingan Antara Provinsi

    Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti dari Global Burden of Diseases 2019, terdapat ketimpangan yang signifikan dalam hal kesehatan di antara provinsi-provinsi di Indonesia. Provinsi-provinsi di bagian barat memiliki peringkat yang lebih tinggi dalam indeks perkembangan kesehatan dibandingkan dengan provinsi-provinsi di bagian timur. Sementara itu, perbedaan hasil kesehatan antara provinsi dengan performa tertinggi dan terendah juga semakin melebar sejak tahun 1990. Lebih lanjut, meskipun penyakit menular seperti tuberkulosis, penyakit diare, dan infeksi saluran pernapasan masih menjadi sumber beban penyakit utama, namun jumlah penyakit tidak menular dan faktor risiko nya semakin meningkat. Hal ini menunjukkan adanya beban ganda dari penyakit menular dan tidak menular di Indonesia.

    Dari hasil analisis tersebut, para peneliti merekomendasikan adanya proses menyeluruh untuk meninjau kembali kebijakan kesehatan saat ini guna mengurangi disparitas di seluruh negeri, memeriksa penyebab dari variasi beban penyakit di antara provinsi, dan memperkuat program dan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan di seluruh negeri. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya dalam menghadapi masalah kesehatan yang muncul pada masing-masing provinsi yang berbeda di Indonesia guna meningkatkan kondisi kesehatan di seluruh negeri.

Penyakit yang Menjadi Beban Utama

    Menurut studi yang dilakukan oleh Global Burden of Diseases 2019 Indonesia menghadapi beban ganda dari penyakit menular dan tidak menular selama periode 1990 hingga 2019. Penyakit menular seperti tuberkulosis, penyakit diare, dan infeksi saluran pernapasan bawah tetap menjadi sumber utama beban penyakit di Indonesia. Namun demikian, persentase penyakit tidak menular dan faktor risiko mereka meningkat selama periode tersebut. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil kesehatan antara provinsi-provinsi terbaik dan terburuk, yang semakin melebar sejak tahun 1990. Oleh karena itu, diperlukan proses menyeluruh untuk meninjau kembali kebijakan kesehatan saat ini dengan tujuan mengurangi disparitas di seluruh negeri serta memperkuat program dan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi disparitas tersebut.

    Ada lima faktor risiko kesehatan terbesar di Indonesia adalah tekanan darah tinggi, indeks massa tubuh yang tinggi, merokok, kurangnya pola makan yang sehat, dan glukosa darah puasa yang tinggi. Selain itu, malnutrisi anak dan ibu juga merupakan faktor risiko besar pada beberapa provinsi di Indonesia. Upaya pengurangan faktor risiko kesehatan tersebut harus menjadi prioritas bagi pengambil kebijakan di setiap tingkat administratif. Selain itu, diperlukan pendekatan multisektoral dan melibatkan komunitas setempat. Misalnya, melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang didukung oleh pemerintah dan kekuatan Puskesmas di daerah-daerah terpencil dapat membantu mengatasi faktor risiko kesehatan dan mencegah penyakit yang bisa dicegah.

Kesimpulan:

    Studi "The state of health in Indonesia’s provinces, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019" mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi beban ganda penyakit menular dan tidak menular yang berbeda-beda di setiap provinsi. Meskipun penyakit menular masih menjadi sumber utama beban penyakit, penyakit tidak menular dan faktor risikonya meningkat. Terdapat juga perbedaan hasil kesehatan antara provinsi-provinsi dengan kinerja tertinggi dan terendah yang semakin melebar sejak tahun 1990. Oleh karena itu, diperlukan proses komprehensif untuk merevisi kebijakan kesehatan, mengevaluasi penyebab variasi beban penyakit antar provinsi, dan memperkuat program dan kebijakan yang bertujuan mengurangi disparitas kesehatan di seluruh negeri.

Harap diperhatikan bahwa rincian spesifik yang disajikan dalam sumber ini akan bervariasi dan memerlukan akses langsung ke sumber tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang konten yang dijelaskan.

Sumber :

Mboi, N., Syailendrawati, R., Ostroff, S. M., Elyazar, I. R., Glenn, S. D., Rachmawati, T., ... & Mokdad, A. H. (2022). The state of health in Indonesia's provinces, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet Global Health10(11), e1632-e1645.

Komentar

Postingan Populer