Biografi Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional Indonesia
Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh nasional Indonesia yang terkenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau berasal dari keluarga bangsawan Jawa, yaitu putra dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III.
Ki Hajar
Dewantara memiliki pemikiran yang progresif dan modern untuk masanya. Beliau
percaya bahwa pendidikan haruslah bersifat demokratis dan inklusif, sehingga
dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial dan
ekonomi. Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan untuk membentuk karakter
dan budi pekerti anak bangsa.
KI Hajar Dewantara Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara |
Riwayat Hidup
Ki Hajar
Dewantara menempuh pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah
dasar untuk anak-anak Eropa. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan ke
STOVIA, sekolah kedokteran untuk pribumi. Namun, beliau tidak menyelesaikan
pendidikannya di STOVIA karena kondisi kesehatan yang buruk.
Pada tahun 1908,
Ki Hajar Dewantara bergabung dengan organisasi Boedi Oetomo. Beliau aktif dalam
bidang pendidikan dan propaganda untuk memajukan kesadaran nasionalisme di
kalangan pribumi. Pada tahun 1912, beliau menulis artikel berjudul "Als Ik
Een Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) yang mengkritik
kebijakan pendidikan pemerintah kolonial Belanda. Artikel tersebut menyebabkan
beliau diasingkan ke Belanda selama empat tahun.
Selama masa
pengasingan, Ki Hajar Dewantara berkesempatan untuk belajar tentang berbagai
macam pemikiran pendidikan, termasuk pemikiran John Dewey dan Maria Montessori.
Beliau juga aktif dalam kegiatan sosial dan politik untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1919,
Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia dan mendirikan Perguruan Taman Siswa,
sebuah lembaga pendidikan yang berorientasi pada pendidikan karakter dan budi
pekerti. Perguruan Taman Siswa menjadi pelopor pendidikan nasional di Indonesia
dan menjadi model bagi lembaga pendidikan lainnya.
Ki Hajar
Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan sosial, seperti
Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, dan Komite Nasional Indonesia Pusat.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1945-1946.
Pemikiran Filsafat
Ki Hajar
Dewantara memiliki pemikiran filsafat pendidikan yang progresif dan modern
untuk masanya. Beliau percaya bahwa pendidikan haruslah bersifat demokratis dan
inklusif, sehingga dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang latar
belakang sosial dan ekonomi. Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan untuk
membentuk karakter dan budi pekerti anak bangsa.
Berikut adalah
beberapa pemikiran filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara:
- Pendidikan
sebagai hak asasi manusia
Ki Hajar
Dewantara percaya bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang harus
dinikmati oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi.
Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah kunci untuk memajukan kehidupan
masyarakat.
- Pendidikan
sebagai proses pembudayaan
Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai proses
pembudayaan. Beliau berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertujuan untuk
membentuk karakter dan budi pekerti anak bangsa.
- Pendidikan
sebagai proses merdeka belajar
Ki Hajar
Dewantara menekankan pentingnya kemerdekaan belajar dalam pendidikan. Beliau
berpendapat bahwa anak-anak harus didorong untuk belajar dengan bebas dan
kreatif.
- Pendidikan
sebagai proses hidup
Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai proses
hidup. Beliau berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah,
tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh
Ki Hajar
Dewantara merupakan salah satu tokoh pendidikan yang paling berpengaruh di
Indonesia. Pemikiran-pemikirannya masih relevan hingga saat ini dan menjadi
dasar bagi sistem pendidikan nasional Indonesia. Beliau juga menjadi teladan
bagi para pendidik di Indonesia untuk terus memperjuangkan pendidikan yang
berkualitas dan inklusif.
Berikut adalah
beberapa pengaruh Ki Hajar Dewantara:
- Perguruan
Taman Siswa
Perguruan Taman
Siswa menjadi pelopor pendidikan nasional di Indonesia dan menjadi model bagi
lembaga pendidikan lainnya.
- Sistem
pendidikan nasional Indonesia
Pemikiran-pemikiran
Ki Hajar Dewantara banyak diadopsi dalam sistem pendidikan nasional Indonesia,
seperti konsep pendidikan karakter dan budi pekerti, serta konsep merdeka
belajar.
- Para
pendidik Indonesia
Ki Hajar
Dewantara menjadi teladan bagi para pendidik di Indonesia untuk terus
memperjuangkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
Penutup
Ki Hajar
Dewantara adalah sosok yang patut kita teladani. Beliau adalah seorang pejuang
pendidikan yang gigih dan berdedikasi untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Pemikiran-pemikirannya masih relevan hingga saat ini dan menjadi dasar bagi
sistem pendidikan nasional Indonesia.
Komentar
Posting Komentar