Analisis Pengembangan Indikator Kinerja untuk Transfusi Sel Darah Merah Perioperatif

 Pendahuluan

    Transfusi sel darah merah (Red Blood Cell/RBC) selama periode perioperatif merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam dunia medis. Namun, praktik ini menunjukkan variasi yang signifikan di berbagai institusi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPIs) untuk memastikan standar perawatan yang konsisten, meningkatkan keselamatan pasien, serta mengurangi risiko efek samping akibat transfusi yang tidak tepat.

    Studi ini bertujuan untuk mengembangkan serangkaian KPIs yang dapat diukur menggunakan data kesehatan elektronik yang telah tersedia. Dengan adanya indikator ini, diharapkan pengelolaan transfusi darah dapat lebih efektif dan efisien.

Metodologi

Pengembangan KPIs dilakukan dalam tiga tahap utama:

  1. Tinjauan Literatur

    • Peneliti melakukan kajian terhadap berbagai pedoman klinis dan studi sebelumnya untuk mengidentifikasi indikator potensial.
    • Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti MEDLINE, PubMed, dan Trip Medical Database sejak tahun 2000.
    • Studi yang termasuk dalam kajian adalah penelitian yang melibatkan pasien dewasa yang menjalani operasi besar serta membutuhkan transfusi darah perioperatif.
  2. Proses Konsensus dengan Panel Ahli

    • Sebuah panel multidisiplin yang terdiri dari dokter anestesi, ahli hematologi, ahli bedah, laboran, serta perwakilan pasien dan masyarakat terlibat dalam seleksi indikator.
    • Panel menggunakan metode modifikasi RAND untuk menilai tingkat kepentingan dan kelayakan setiap indikator.
    • Indikator yang memiliki kesepakatan tinggi mengenai kepentingan dan kelayakan dipilih untuk tahap berikutnya.
  3. Validasi dan Refinement

    • Indikator yang terpilih diperiksa ulang untuk memastikan bahwa mereka realistis dan dapat diukur menggunakan data kesehatan yang tersedia.
    • Beberapa indikator yang dianggap sulit diukur atau kurang relevan disesuaikan atau dihapus.

Hasil

    Dari penelitian ini, ditemukan 28 indikator awal yang mencakup seluruh proses transfusi darah perioperatif. Namun, setelah dilakukan analisis lebih lanjut, hanya 9 indikator yang dinilai layak untuk diuji lebih lanjut. Beberapa indikator utama yang terpilih meliputi:

  1. Kepatuhan terhadap batasan transfusi RBC yang direkomendasikan oleh pedoman klinis.
  2. Pengukuran kadar hemoglobin setelah setiap episode transfusi.
  3. Kesalahan pengambilan dan pelabelan sampel darah untuk transfusi.
  4. Pemberian asam traneksamat pada pasien yang diperkirakan mengalami kehilangan darah sedang hingga tinggi.
  5. Diagnosis anemia defisiensi besi sebelum operasi.
  6. Durasi rawat inap, infeksi nosokomial, dan tingkat mortalitas pasca operasi.
  7. Penggunaan RBC yang tidak efisien, seperti pesanan darah yang tidak terpakai.
  8. Tingkat transfusi darah pada pasien bedah.
  9. Frekuensi kebutuhan transfusi besar (>4 unit RBC dalam 3 jam atau >10 unit dalam 24 jam).

Pembahasan

  1. Pentingnya Standarisasi dalam Transfusi Perioperatif

    • Transfusi RBC memiliki manfaat yang besar tetapi juga berisiko, termasuk reaksi transfusi, infeksi nosokomial, dan komplikasi imunologis.
    • Variasi dalam kebijakan transfusi di berbagai rumah sakit menunjukkan perlunya indikator yang dapat membantu dalam evaluasi dan peningkatan mutu pelayanan.
  2. Kendala dalam Pengukuran Indikator

    • Beberapa indikator sulit diukur karena keterbatasan data yang tersedia di rekam medis elektronik.
    • Kesulitan dalam menetapkan batasan spesifik untuk beberapa faktor klinis seperti kadar hemoglobin pre-operatif.
  3. Dampak Implementasi KPIs

    • Dengan adanya KPIs, rumah sakit dapat memantau dan meningkatkan praktik transfusi mereka secara lebih sistematis.
    • Indikator dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar rumah sakit dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Kesimpulan

    Penelitian ini berhasil mengembangkan serangkaian indikator kinerja utama untuk transfusi darah perioperatif. Dari 28 indikator awal, 9 indikator terpilih sebagai yang paling penting dan layak untuk diuji lebih lanjut. Implementasi indikator ini diharapkan dapat membantu rumah sakit dalam meningkatkan keamanan dan efisiensi transfusi darah perioperatif.

Daftar Pustaka

  1. Shah, A., Evans, H. G., Palmer, A. J. R., MacDonald, A. M., Belete, M., von Neree, L., Murphy, M. M. F., Stanworth, S. J., & Foy, R. (2025). Development of a key performance indicator set for perioperative red blood cell transfusion. BJA Open, 13(C), 100372. https://doi.org/10.1016/j.bjao.2024.100372

Catatan:

  • Artikel ini masih dalam pengembangan dan informasi yang dimuatnya dapat berubah seiring dengan kemajuan penelitian ilmiah.
  • Harap diperhatikan bahwa rincian spesifik yang disajikan dalam sumber ini akan bervariasi dan memerlukan akses langsung ke sumber tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang konten yang dijelaskan.

Komentar

Postingan Populer