Unggulan

Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Manusia dan Cara Tubuh Merespons Perubahan Suhu

Perubahan iklim bukan lagi sekadar pembicaraan ilmuwan. Ia sudah mengetuk pintu rumah kita lewat gelombang panas, banjir dadakan, perubahan pola hujan, sampai meningkatnya kasus penyakit menular. Agar kita bisa menjaga diri, keluarga, dan lingkungan, penting memahami bagaimana perubahan iklim memengaruhi kesehatan dan apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika suhu ekstrem melanda.


Apa Itu Perubahan Iklim?

Menurut laporan ilmiah Geosfera (2022), perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang pada pola cuaca, suhu, curah hujan, dan kondisi atmosfer lainnya.
Perubahan ini terjadi karena meningkatnya gas rumah kaca (CO₂, CH₄, dsb.) akibat:

  • pembakaran bahan bakar fosil,

  • deforestasi,

  • industrialisasi, dan

  • perubahan lahan.

Gas-gas ini mengunci panas di atmosfer, menyebabkan pemanasan global dan makin seringnya kejadian cuaca ekstrem. 


Bagaimana Perubahan Iklim Mengganggu Kesehatan Manusia?

Kajian Geosfera menjelaskan bahwa efek perubahan iklim sangat luas: mulai dari kesehatan fisik, mental, hingga sosial-ekonomi. Berikut dampak terpenting yang perlu dipahami.


1. Penyakit Menular Semakin Mudah Menyebar

Kenaikan suhu dan kelembapan menciptakan kondisi ideal bagi vektor penyakit seperti nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles.

Akibatnya, kasus:

  • demam berdarah,

  • malaria,

  • chikungunya, dan

  • Zika

mengalami peningkatan di banyak daerah, termasuk Asia dan Afrika. Perubahan iklim memperluas wilayah hidup nyamuk, membuat lebih banyak orang berisiko tertular. 


2. Gelombang Panas Mengancam Nyawa

Pemanasan global memicu heatwave yang dapat menyebabkan:

  • kelelahan panas,

  • dehidrasi,

  • heat stroke,

  • bahkan kematian.

WHO mencatat bahwa peningkatan suhu ekstrem menekan sistem tubuh karena tubuh dipaksa bekerja lebih keras untuk mempertahankan suhu inti. 


3. Polusi Udara dan Kebakaran Hutan Memperburuk Pernapasan

Asap kebakaran hutan mengandung partikel halus dan karbon oksida yang dapat memicu:

  • ISPA,

  • bronkitis,

  • asma,

  • PPOK.

Bahkan, paparan jangka panjang dapat memicu kanker paru dan gangguan kehamilan. 


4. Kekeringan dan Gangguan Pertanian Mengurangi Ketahanan Pangan

Perubahan curah hujan, kekeringan, dan banjir mengganggu produksi pangan. Geosfera menyebutkan bahwa gangguan panen meningkatkan risiko:

  • kelaparan,

  • malnutrisi,

  • menurunnya kualitas hidup masyarakat. 


5. Risiko Penyakit yang Ditularkan Melalui Air Meningkat

Banjir mencemari sumber air dan memudahkan penyebaran penyakit:

  • diare,

  • leptospirosis,

  • kolera.

Tingginya angka kematian akibat diare merupakan bukti nyata bagaimana perubahan iklim memperparah sanitasi lingkungan. 


Bagaimana Tubuh Manusia Merespons Perubahan Suhu?

Untuk memahami dampak kesehatan, kita perlu melihat bagaimana tubuh mengelola panas.
Jurnal Biomedik menjelaskan bahwa tubuh mempertahankan suhu inti sekitar 37°C melalui mekanisme homeostasis, terutama oleh otak (hipotalamus). 


Ketika Suhu Lingkungan Terlalu Panas

Tubuh melakukan beberapa mekanisme:

1. Vasodilatasi

Pembuluh darah kulit melebar agar panas tubuh dapat dilepas keluar.

2. Berkeringat

Keringat menguap dari kulit dan membantu menurunkan suhu.
Namun pada lingkungan lembap, penguapan kurang efektif sehingga risiko heat stroke meningkat.

3. Tenggang Batas Tubuh

Jika suhu inti mencapai > 40°C, tubuh berada dalam kondisi darurat dan dapat mengalami:

  • kebingungan,

  • kejang,

  • koma,

  • kerusakan organ.

Suhu 41.6–42°C dalam waktu lama dapat merusak jaringan secara permanen. 


Ketika Suhu Lingkungan Terlalu Dingin

Tubuh menggunakan strategi lain:

1. Vasokonstriksi

Pembuluh darah kulit menyempit untuk mengurangi kehilangan panas, terutama di jari, telinga, dan kaki.

2. Menggigil

Otot berkontraksi cepat menghasilkan panas tambahan; metabolisme dapat meningkat 2–4 kali lipat.

3. Risiko Hipotermia

Tanpa perlindungan, tubuh dapat mengalami hipotermia dalam:

  • 20–30 menit di air 5°C, atau

  • 1–2 jam di air 15°C.

Pada suhu kulit sekitar 8–10°C, saraf motorik tidak dapat bekerja maksimal sehingga gerakan terganggu. 


Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Berdasarkan rekomendasi dari Geosfera, langkah-langkah mitigasi dan adaptasi dapat dilakukan sejak tingkat individu hingga pemerintah. 

Mengurangi Emisi

  • Gunakan transportasi umum atau sepeda.

  • Matikan perangkat elektronik yang tidak digunakan.

  • Hemat listrik.

Pengelolaan Sampah

  • Kurangi sampah organik (penghasil metana).

  • Manfaatkan kompos.

Meningkatkan Ketahanan Kesehatan

  • Menjaga hidrasi saat panas ekstrem.

  • Menghindari paparan langsung matahari terlalu lama.

  • Memperkuat sistem pelayanan kesehatan di daerah rentan.

Aksi Kolektif

  • Ikut kegiatan penghijauan.

  • Mendukung kebijakan ramah lingkungan.

  • Mengedukasi masyarakat sekitar.


Kesimpulan

Perubahan iklim bukan hanya persoalan suhu bumi yang naik, tetapi juga masalah kesehatan manusia yang makin rumit. Penyakit lebih mudah menyebar, kualitas udara menurun, pangan terancam, dan tubuh kita harus bekerja lebih keras menghadapi suhu ekstrem.

Dengan memahami proses ilmiah di baliknya (melalui referensi Geosfera dan Jurnal Biomedik), kita dapat mengambil langkah lebih bijak untuk melindungi diri dan lingkungan. Setiap tindakan, sekecil apa pun, adalah batu kecil yang memperkuat fondasi bumi yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

  • Melo, R. H., & Rahmadani, N. A. (2022). Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Manusia. Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi (GeoJPG), 1(1), 40–45. Departemen Ilmu dan Teknologi Kebumian, Universitas Negeri Gorontalo.
  • Kukus, Y., Supit, W., & Lintong, F. (2009). Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek terhadap Kinerja Tubuh Manusia. Jurnal Biomedik, 1(2), 107–118. Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi.

Catatan:

  • Artikel ini masih dalam pengembangan dan informasi yang dimuatnya dapat berubah seiring dengan kemajuan penelitian ilmiah.
  • Harap diperhatikan bahwa rincian spesifik yang disajikan dalam sumber ini akan bervariasi dan memerlukan akses langsung ke sumber tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang konten yang dijelaskan.

Komentar

Postingan Populer